Saturday, September 17, 2011

BUATMU AKHI DAN UKHTI FIL ISLAM


Buatmu akhi dan ukhti fil Islam
Assalamualaikum wbt.... Buat renungan bersama...

Sebelum membaca :
1.Jangan cepat melatah.
2.Baca sampai habis. (maaf sbb ni versi indonesia,xsempat nak translate ke malaysia.aseef~)
3.Fikir. Fikir. Fikir.
4.Komen jika perlu sahaja.

Buatmu akhi dan ukhti fil Islam
"Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya kita cukup menjalin ukhuwah saja dalam perjuangan. Saya doakan semoga akhi menemukan pasangan lain yang lebih baik dari saya". Amboi, bagaimana rasanya bila kalimat di atas dialami oleh para ikhwan? Bisa saja langit terasa runtuh, hati berkeping-keping. Sang pujaan hati yang kita harapkan menjadi teman setia dalam mengarungi perjalanan hidup menampik khitbah kita. Segala asa yang pernah coba ditambatkan akhirnya karam. Cinta suci sang ikhwan bertepuk sebelah tangan. Ya drama kehidupan menuju mahligai pelaminan memang banyak ragam. Ada yang menjalaninya dengan smooth, amat mulus, tapi ada yang berliku penuh onak duri, bahkan ada yang pupus ditengah perjalanan karena cintanya tak bertaut dalam maghligai pernikahan.
Ini bukan saja dialami oleh para ikhwan, kaum akhwat pun bias mengalaminya. Bedanya, para ikhwan mengalami secara langsung karena posisi mereka sebagai subyek/pelaku aktif dalam proses melamar. Sehingga getirnya kegagalan cinta seandainya memang terasa getir- langsung terasa. Sedangkan kaum akhwat perasaanya lebih aman tersembunyi karena mereka umumnya berposisi pasif, menunggu pinangan. Tapi manakala sang ikhwan yang didamba memilih berlabuh dihati yang lain kekecewaan juga merebak dihati mereka.

Mengambil sikap
Ikhwan dan akhwat rahimakumullah, siapapun berhak kecewa manakala keinginan dan cita citanya tidak tercapai. Perasaan kecewa adalah bagian dari gharizatul baqa' (naluri mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya, manusia adalah manusia bukan onggokan daging dan tulang belulang. Ia juga bukan robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia memiliki aneka emosi jiwa. Ia bisa bergembira tapi juga bisa kecewa. Emosi negatif, seperti perasaan kecewa akibat tertolak, bukannya tanpa hikmah. Kesedihan akan memperhalus perasaan manusia, bahkan akan meningkatkan kepekaannya pada sesama. Bila dikelola dengan baik maka akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Tidak meledak-ledak lalu lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; kecewa ataupun bergembira. Jadi mengapa tidak bersyukur manakala kita ternyata bisa kecewa? Karena berarti kita adalah mansia seutuhnya. Kegagalan meraih cinta juga bukan pertanda bencana. Tapi akan memberikan pelajaran beharga pada manusia. Seorang filsuf bernama John Charles Salak mengatakan : Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua; yaitu mereka yang berfikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak penah memikirkannya.Karenanya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tapi justru awal dari segala-galanya. Meski terdengar klise tapi ada benarnya; ambillah pelajaran dari sebuah kegagalan lalu buatlah perbaikan diri. Tentu saja itu dengan tetap mengimani qadla Allah SWT. Agar kegagalan mengkhitbah tidak menjadi petaka, maka ikhwan dan akhwat, persiapkanlah diri sebaik-baiknya, ada beberapa langkah yang bisa diambil:

Percayai qadha
Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakaanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. Man propose, God dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan. Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari kemudian menjadi alaqah kemudian menjadi janin, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat kata dan dikatakan padanya: tulislah amalnya, rizkinya dan ajalnya. (HR.Bukhari) Maka kokohkanlah keimanan saat momen itu terjadi pada kita. Yakinilah skenario Allah tengah berlangsung, dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik padaNya. Tanamkan dalam diri kita Allah Mahatahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya'. Jangan biarkan kekecewaan mempengaruhi keimanan kita kepadaNya. Apalagi dengan terus menanamkan prasangka buruk padaNya. Segerahlah sadar bahwa ini adalah ujian dari Allah . akankah kita menerima qadla-Nya atau merutuknya?
Dengan demikian, fragmen yang pahit dalam kehidupan InsyaAllah akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita. Demikian sayangnya, sampai-sampai Allah tidak rela menjodohkan kita dengan si fulan yang kita sangka sebagai pelabuhan cinta kita.

Bersiap untuk cinta dan bahagia
Seandainya ukhti menjadi istri saya, saya berjanji akan membahagiakan ukhti, demikian ungkapan keinginan para ikhwan terhadap akhwat yang akan mereka lamar. Puluhan, mungkin ratusan angan-angan kita siapkan seandainya si dia menerima pinangan cinta kita. Kita begitu siap untuk berbahagia dan membahagiakan orang lain. Sama seperti banyak orang yang ingin menjadi kaya, tenar dan dipuja banyak orang. Sayang, banyak diantara kita yang belum siap untuk merasa kecewa. Dan ketika impian itu berakhir kita seperti terhempas. Tidak percaya bahwa itu bisa terjadi, ada akhwat yang berani' menolak pinangan kita. Bila kurang waras, mungkin akan keluar ucapan, berani-beraninya... atau apa yang kurang dari saya.....
Akhi dan ukhti, jangan biarkan angan-angan membuai kita dan membuat diri menjadi tulul amal, panjang angan-angan. Sadarilah semakin tinggi angan membuai kita, semakin sakit manakala tak tergapai dan terjatuh. Ambillah sikap simbang setiap saat; bersiap diri menjadi senang sekaligus kecewa. Sikap itu akan menjadi bufferl penyangga mental kita, apapun yang terjadi kelak. Manakala kenyataan pahit yang ada di depan mata, sang akhwat menolak khitbah kita atau sang ikhwan memilih bunga' yang lain, hati ini tidak akan tercabik. Yang akan datang adalah keikhlasan dan sikap lapang dada. Demikian pula saat ia menjatuhkan pilihannya pada kita, hati ini akan bersyukur padaNya karena doa terkabul, keinginan menjadi kenyataan.
Menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya urusannya seluruhnya baik dan
tidaklah hal itu dimiliki oleh seseorang kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur maka hal itu baik baginya, dan jika menderita kesusahan ia bersabar maka hal itu
lebih baik baginya. (HR. Muslim)

Bukan Aib
Ditolak? Emang enak! Wah, mungkin demikian pikiran sebagian ikhwan. Malu, kesal dan kecewa menjadi satu. Tapi itulah bentuk perjuangan' menuju pernikahan. Kita tidak akan pernah tahu apakah sang pujaan menerima atau menolak kita, kecuali setelah mengajukan pinangan padanya. Manakala ditolak tidak usah malu, bukan cuma kita yang pernah ditolak, banyak ikhwan yang senasib' dan sependeritaan'. Saatnya berjiwa besar ketika ditolak. Tidak perlu merasa terhina. Demikian pula saat banyak orang tahu hal itu. Bukankah apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar? Mengapa mesti malu.

Kita mungkin takkan Bahagia'
Marah-marah karena lamaran tertolak? Mendoakan keburukan pada ikhwan yang tidak mencintai kita? Itu bukan sikap seorang muslim/muslimah yang baik. Tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk jatuh cinta maupun menolak cinta. Sebagaimana kita punya hak untuk mencintai dan melamar orang, maka ada pula hak yang diberikan agama pada orang lain untuk menolak pinangan kita. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga pun seorang suami dan istri diberikan hak oleh Allah SWT. Untuk membatalkan sebuah ikatan pernikahan.
Mengapa ada hak penolakan cinta yang diberikan Allah pada kita? Bahkan dalam pernikahan ada pintu keluar perceraian'? jawabannya adalah sangat mungkin manusia yang jatuh cinta atau setelah membangun rumah tangga, ternyata tak kunjung memperoleh kebahagiaan ( al hanaah ) dari pasangannya, maka tiada guna mempertahankan sebuah bahtera rumah tangga bila kebahagiaan dan ketentraman tak dapat diraih. Wallahu'alam bi ash shawab Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau
menceraikan dengan cara yang baik. ( Al-Baqarah [2]:229 ) Berpikir positiflah manakala cinta tak berbalas. Belum tentu kita memperoleh kebahagiaan bila hidup bersamanya. Apa yang kita pandang baik secara kasat mata, belum tentu berbuah kebaikan di kemudian hari.
Adakalanya keinginan untuk hidup bersama orang yang kita idamkan begitu menggoda. Tapi bila ternyata cinta kita bertepuk sebelah tangan, untuk apa semua kita pikirkan lagi? Allah Maha Pangatur, ia pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang memberikan kebahagiaan seperti yang kita angankan. Bahkan mungkin lebih dari yang kita harapkan.
Be positive thinking, suatu hari kelak ketika antum telah menikah dengan orang lain bukan dengan si dia yang antum idamkan- niscaya antum takjub dengan kebahagiaan yang antum rasakan. Percayalah banyak orang yang telah merasakan hal demikian.

Saya tak mungkin berbahagia tanpanya'
ini adalah perangkap, ia akan memenjarakan kita terus menerus dalam kekecewaan. Perasaan ini juga menghambat kita untuk mendapatkan kesempatan berbahagia dengan orang lain. Mereka yang terus menerus mengingat orang yang pernah menolaknya, dan masih terbius dengan angan-angannya sebenarnya tengah menyiksa perasaan mereka sendiri dan menutup peluang untuk bahagia. Mari berpikir jernih, untuk apa memikirkan orang lain yang sudah menjalani kehidupannya sendiri? Jangan biarkan orang lain membatalkan kebahagiaan kita. Diri kitalah yang bisa menciptakannya sendiri. Untuk itu tanamkan optimisme dan keyakinan terhadap qadla Allah SWT. Insya Allah, akan ada orang yang membahagiakan kita kelak.

Cinta memerlukan waktu
maukah ukhti menjadi istri saya? Saya tunggu jawaban ukhti dalam waktu 1 X 24 jam! Masya Allah, cinta bukanlah martabak telor yang bisa di tunggu waktu matangnya. Ia berproses, apalagi berbicara rumah tangga, pastinya banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan. Ada unsur keluarga yang harus berperan. Selain juga ada pilihan-pilihan yang mungkin bisa diambil. Jadi harap dipahami bila kesempatan datangnya cinta itu menunggu waktu. Seorang akhwat yang akan dilamar contoh extrim pada kasus diatas- bisa jadi tidak serta merta menjawab. Biarkanlah ia berpikir dengan jernih sampai akhirnya ia melahirkan keputusan. Jadi cara berpikir seperti di atas sebenarnya lebih cocok dimiliki anggota tim SWAT ketimbang orang yang berkhitbah

Ideal bagus, Tapi realistik adalah sempurna
Suami yang saya dambakan adalah yang bertanggungjawab pada keluarga, giat berdakwah
dan rajin beribadah, cerdas serta pengertian, penyayang, humoris, mapan dan juga tampan. Itu mungkin suami dambaan Anda duhai Ukhti . tapi jangan marah bila saya katakan bahwa seandainya kriteria itu adalah harga mati yang tak tertawar, maka yang ukhti butuhkan bukanlah seorang ikhwan melainkan kitab-kitab pembinaan. Kenyataannya tidak ada satupun lelaki didunia ini yang bisa memenuhi semua keinginan kita. Ada yang mapan tapi kurang rupawan, ada yang rajin beribadah tapi kurang mapan, ada yang giat dakwah dakwah tapi selalu merasa benar sendiri, dsb. Ini bukan berarti kita tidak boleh memiliki kriteria bagi calon suami/istri kita, lantas membuat kita mengubah prinsip menjadi yang penting akhwat atau yang penting ikhwan. Tapi realistislah, setiap menusia punya kekurangan sekaligus kelebihan. Mereka yang menikah adalah orang-orang yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan orang-orang yang sempurna. Tapi berpikir realistis terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan. Maka doa kita kepada Allah bukanlah,berikanlah padaku pasangan yang sempurna tetapi ya Allah, karuniakanlah padaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku.

Kekuatan Ruhiyah
Percaya diri itu harus, tapi overself confidence adalah kesalahan. Jangan terlalu percaya diri akhi bahwa lamaran antum diterima. Jangan juga terlalu yakin ukhti, bahwa sang pujaan akan datang ke rumah anti. Perjodohan adalah perkara gaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan dan dengan siapa kita akan berjodoh. Cinta dan berjodohan tidak mengenal status dan identifikasi fisik. Bukan karena ukhti cantik maka para ikhwan menyukai ukhti. Juga bukan karena akhi seorang hamalatud da'wah lalu setiap akhwat mendambakannya.
Kita tidak bisa mengukur kebahagiaan orang lain menurut persepsi kita. Bukankah sering kita melihat seseorang yang menurut kita luar biasa berjodoh dengan yang biasa-biasa'. Seperti
seringnya kita melihat pasangan yang ganteng dan cantik, populer tapi kemudian berpisah. Inilah rahasia cinta dan perjodohan, tidak bisa terukur dengan ukuran-ukuran manusia
Maka landasilah rasa percaya diri kita dengan sikap tawakal kepada Allah. Kita berserah diri kepadaNya akan keputusan yang ia berikan. Jauhilah sikap takkabur dan sombong. Karena itu semua hanya akan membuat diri kita rendah dihadapan Allah dan orang lain. Intinya saya
bermaksud mengatakan jangan ke-ge-er-an' dengan segala title dan atribut yang melekat pada diri kita.

Beri cinta kesempatan (lagi)
..........dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. ( QS. Yusuf[12]:87 )
bersedih hati karena gagal bersanding dengan dambaan hati wajar adanya. Tapi bukan alasan untuk menyurutkan langkah berumah tangga. Dunia ini luas, demikian pula dengan orang-orang yang mencintai kita. Kegagalan cinta bukan berarti kita tidak berhak bahagia atau tidak bisa meraih kebahagiaan. Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, insyaAllah ia akan datang esok atau lusa, atau kapanpun ia menghendaki, itu adalah bagian dari kekuasaanNya cinta juga berproses. Ia membutuhkan waktu. Ia bisa datang dengan cepat tak terduga atau mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Ada orang yang dengan cepat berumah tangga, tapi ada pula yang merasakan segalanya berjalan lambat, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk merasakan kebahagiaan dalam pernikahan. Beri kesempatan diri kita untuk kembali merasakan kehangatan cinta. love is knocking outside the door.' Kata musisi Tesla dalam senandung love will find a way. Tidak pernah ada kata menyerah untuk meraih kebahagiaan dalam naungan ridhoNya. Yang pokok, ikhwan atau akhwat yang kelak akan menjadi pasangan kita adalah mereka yang dirihoi agamanya. jika melamar kepada kalian seseorang yang kalian ridho agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah ia, bila kalian tidak melakukannya maka akan ada fitnah di muka bumi dan kerusakan yang nyata (HR. Turmudzi)
Wanita dinikahi karena satu dari tiga hal; dinikahi karena hartanya, dinikahi karena kecantikannya, dinikahi karena agamanya. Maka pilihlah yang memiliki agama dan akhlak (mulia) niscaya selamat dirimu. (HR.Ahmad)

Ya Allah, satukanlah hati mereka sepertimana Engkau menyatukan Yusuf dan Zulaikha, Khadijah dan KekasihMu Nabi Muhammad (s.a.w)

BEGITU PELIK DAN LALAINYA AKU

Alangkah peliknya kita......

Pelik ya, duit RM50 kelihatan begitu besar bila di bawa ke kotak derma masjid, tapi begitu kecil
bila kita bawa ke supermarket.

Pelik ya,
30 minit terasa terlalu lama utk berzikir tp betapa pendeknya waktu utk satu cerita komedi.

Pelik ya,
betapa lamanya 1 jam berada di masjid, tp betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menonton
wayang di panggung.

Pelik ya,
tak sampai 30 minit dengar khutbah Jumaat,dah rasa jemu tp tak pernah puas dengar lagu kesukaan
kita walaupun dah ulang dua tiga kaset berkali-kali.

Pelik ya,
dengar iklan jualan murah dlm tv, rasa taksabar-sabar nak pergi beli-belah, tp dengar laungan azan
tak sabar-sabar nak tukar channel lain.

Pelik ya,
pasar mlm jauh sanggup naik kereta pergi,tp masjid dekat rmh rasa berat kaki pulak.


Pelik ya,
susah sungguh merangkai kata utk dipanjatkan saat berdoa atau solat, tp betapa mudahnya cari bhn
bersembang dgn kawan-kawan.

Pelik ya,
betapa seruan dan teriakan yg berpanjangan waktu pertandingan bola sepak jd kegemaran kita,
tp betapa bosannya bila imam solat Terawih bln Ramadanbacaannya lama dan panjang.

Pelik ya,
rasa susah sungguh utk habiskan al-Quran walau satu halaman, tp majalah hiburan dan novel best-seller 100 halaman
pun habis dilahap.

Pelik ya,
ramai org berebut paling depan utk menonton bola atau konsert, tetapi berebut cari saf paling belakang
bila solat Jumaat supaya boleh cepat keluar.

Pelik ya,
susahnya org mengajak menyebarkan dakwah,tapi mudahnya org menyertai dan menyebar gossip.

Pelik ya,
kita begitu percaya pada yg dikatakan di email yg layang di internet, tapi sering mempertikaikan apa
yang dikatakan al-Quran.

Pelik ya,
kita boleh mengirimkan ribuan jenaka dan surat berantai di email, tapi bila mengirim
yg berkaitan dgn ibadah berfikir dua tiga kali.

Pelik tak kita?..?
Tepuk dada ?? tanyalah hati dan iman.
Renungkanlah??....

Tuesday, September 6, 2011

KELEBIHAN PUASA ENAM DI BULAN SYAWAL



Kesempurnaan ibadat seseorang Islam bukan sekadar terletak kepada amalan-amalan fardhu yang diwajibkan oleh Allah S.W.T., malah ia turut ditampung oleh amalan-amalan sunat di dalam memperindahkan lagi mutu ibadat yang dilakukan.

Seumpama solat yang menjadi amalan terawal dihisab di Padang Mahsyar kelak, dinilai terlebih dahulu akan solat wajib yang dilakukan, dan jika terdapat kekurangan, ia akan dilihat melalui amalan solat sunat bagi menampung mana-mana kekurangan solat fardhu. Begitu juga amalan berpuasa. Kecantikan puasa wajib Ramadhan jika ditambah dengan puasa-puasa sunat adalah terlebih indah dan baik daripada hanya bergantung kepada puasa Ramadhan semata-mata.

Terdapat banyak jenis puasa-puasa sunat yang boleh dilaksanakan seperti berpuasa sunat hari Isnin dan Khamis, puasa 10 Muharram, puasa tiga hari dalam sebulan dan puasa enam hari di bulan Syawal.

Menjadi kebiasaan kepada orang-orang Islam di Malaysia berpuasa sunat selama enam hari di bulan Syawal selepas mereka menamatkan puasa sebulan Ramadhan kerana meyakini ganjaran dan pahala yang akan dikurniakan oleh Allah S.W.T.

Abu Ayyub al-Ansari ada meriwayatkan satu hadith daripada Rasulallah s.a.w. di dalam menerangkan tentang kelebihan puasa enam Syawal yang maksudnya “sesiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikutinya puasa enam hari Syawal samalah seperti dia berpuasa sepanjang tahun” ( Dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam sahihnya, juga dikeluarkan oleh sekalian ramai ulama hadith seperti al-Tirmizi, al-Nasaie dan Ibn. Majah ). Imam al-Syafie menjelaskan bahawa hadith ini adalah hadith sahih.

Imam al-Tabrani pula ada mengeluarkan di dalam susunan hadithnya yang turut berkaitan dengan fadhilat puasa enam Syawal maksudnya “sesiapa yang berpuasa Ramadhan dan diikuti kemudiannya puasa enam hari dalam bulan Syawal, keluarlah dari dirinya segala dosa seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya”

Terdapat beberapa persoalan tentang perlaksanaan puasa enam Syawal adakah terus langsung dilaksanakan selepas hari raya pertama dan dibuat secara berturut-turut atau boleh dilakukan pada bila-bila masa sepanjang Syawal sama ada secara berturut-turut atau sebaliknya.

Pendapat di dalam mazhab Syafie menyebut bahawa yang terlebih afdhal di dalam perlaksanaannya ialah sejurus selepas hari raya pertama dan dilakukan enam hari berturut-turut.

Ini tidak pula bermakna, jika seseorang itu melaksanakan secara terputus-putus (tidak berturutan) atau dilakukan pada pertengahan atau akhir Syawal dianggap satu kesalahan atau tidak mendapat pahala, malah semuanya diterima Allah dan dikira sebagai satu ibadah juga.

Perlu difahami bahawa yang dimaksudkan dengan puasa sepanjang tahun itu bukan terletak kepada puasa 6 hari Syawal dengan meninggalkan puasa Ramadhan, tetapi kelebihan puasa setahun itu diperolehi setelah dilengkapkan puasa Ramadhan dan disambung dengan puasa Syawal.

Imam al-Nawawi di dalam kitab Syarah Sahih Muslim ada menyebut kewajaran pahala diberikan seumpama puasa setahun kepada mereka yang berpuasa 6 Syawal. Merujuk kepada satu hadith Rasulullah s.a.w. yang bermaksud “Setiap satu amalan kebajikan itu digandakan pahalanya sebanyak 10 kali ganda”.

Ini bermakna bahawa puasa sehari dalam bulan Ramadhan samalah seperti puasa sepuluh kali, dan jika sebulan Ramadhan itu gandaan pahalanya seumpama puasa 10 bulan kerana ianya adalah sepuluh kali ganda. Manakala puasa sehari bulan Syawal seumpama 10 kali puasa dan 6 hari menyamai 60 hari iaitu 2 bulan. Maka jika ditambah 10 bulan dengan 2 bulan samalah seperti puasa setahun.

Apakah hukumnya jika seseorang itu berniat untuk qadha puasanya dan dibuat 6 hari dalam Syawal adakah akan mendapat pahala puasa 6 Syawal?

Syeikh al-Marhum Atiyyah Saqar (salah seorang ulama terkenal al-Azhar) di dalam kitab himpunan fatwanya ada menyebut bahawa hukumnya dibolehkan kepada seseorang untuk qadha puasanya dan ditunaikan 6 hari dalam bulan Syawal dengan niat qadha, maka terhasillah baginya pahala qadha dan pahala puasa 6 Syawal. Tetapi yang lebih afdhal ialah diasingkan antara puasa qadha dan puasa 6 Syawal kerana puasa qadha itu hukumnya wajib dan puasa Syawal itu hukumnya sunat, maka adalah lebih baik tidak disatukan niat kerana antara yang sunat dan wajib itu tidak boleh disatukan.

Para ulama mazhab Syafie menyebut bahawa pahala puasa 6 Syawal itu akan terhasil juga apabila seseorang itu melakukan puasa qadha selama 6 hari walaupun niatnya adalah qadha dan bukan niat puasa 6 Syawal, tetapi pahalanyanya untuk puasa 6 Syawal itu kurang sedikit. Ini menurut kata-kata Imam al-saya’rawi “Jika seseorang itu berpuasa di dalam bulan Syawal sebagai qadha daripada puasa Ramadhan atau puasa nazar atau lain-lain puasa sunat, maka akan diperolehi pahala sunat Syawal itu kerana terlaksananya puasa 6 hari dalam bulan Syawal tetapi kesempurnaan pahala tidak diperolehi sepenuhnnya melainkan jika diniatkan untuk puasa sunat 6 hari bulan Syawal”.

Sebagai kesimpulannya, adalah terlebih baik jika puasa sunat 6 Syawal dibuat berasingan dengan puasa lain sama ada qadha, nazar, kaffarah ataupun puasa sunat yang lain. Selesaikan dahulu 6 hari puasa qadha dan ditambah kemudiannya dengan niat puasa 6 Syawal. Ini akan lebih menyeragamkan amal ibadat yang dilakukan agar tidak bercampur aduk antara satu sama lain.

Antara hikmat disyariatkan puasa 6 hari bulan Syawal ialah sebagai satu latihan kepada orang-orang Islam bahawa amal ibadat itu bukan terletak pada bulan-bulan tertentu seperti Ramadhan bahkan amalan itu perlu konsisten untuk sepanjang kehidupan manusia.

Ia juga sebagai satu cabaran kepada orang-orang Islam supaya tidak menjadikan Syawal itu bulan bergembira semata-mata dan jika puasa itu dilakukan seawal mungkin di permulaan Syawal, ini akan menjadikan seseorang manusia itu benar-benar ingin menyahut seruan dari Allah untuk terus beribadat secara istiqamah dan berpanjangan.

Niat puasa 6 syawal : "sahaja aku puasa sunat bulan syawal kerana Allah swt " Selamat beramal semua.

Followers

Popular Posts